Jumat, 14 Mei 2010

Iman dan Taqwa Dikalikan Dengan Allah


Sebuah rumus matimatika menarik untuk kita ketahui bersama bahwa setiap angka yang dikalikan dengan angka nol maka hasilnya tetap nol, atau berapapun angka apabila dikalikan dengan nol maka hasilnya tetaplah nol.

Rumus matimatika tersebut ternyata sangatlah tepat bila kita bawa ke dalam konteks kehidupan kita. Hal ini dikarenakan oleh naluri kita sebagai manusia adalah sangat perhitungan. Segala sesuatu hasilnya selalu kita nilai dari angka satu ke angka dua. Begitu seterusnya.

Coba sejenak kita perhatikan fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia. Tak jarang kita temukan ada seseorang yang mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapinya sangat berat dan tidak sesuai dengan kesanggupannya. Mereka menganggap bahwa beban yang diberikan Tuhan kepadanya melebihi kesanggupannya. Sehingga tidak sedikit dari orang-orang yang berpendapat demikian mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri, karena tak ada lagi jalan keluar yang dilihat dan hanya jurang sahaja yang terlihat dihadapannya.

Kalau anggapan kita demikian, maka Tuhan itu dzholim kepada manusia. Tuhan itu aniaya. Apakaha begitu? Tentu tidak. Tuhan telah berfirman dalam sebuah hadits qudsi “ inni harramtu zhulma ‘ala nafsi, waharramtu ‘alaikum azhzhulma’ (sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzhaliman atas diriKu dan Aku haramkan pula kedzholima atas kalian). Di dalam al-Qur’an Allah mempertegas bahwa “Laa yukallifullahu nafsan illah wus’aha” (Tidaklah Allah itu memberikan beban kepada hambaNya kecuali telah sesuai dengan kesanggupannya).

Maka, berdasarkan penjelasan Allah SWT tersebut, ungkapan tentang beban hidup yang dihadapi manusia melebihi batas kemampuannya adalah keliru. Lalu kenapa masih ada yang berpendapat demikian? Jawabannya sesuai dengan rumus tadi. Karena kekuatan / modal hidupnya dikalikan dengan angka ‘nol’, yaitu kepercayaan dan keyakinan kepada selain Allah SWT.

Setiap manusia memiliki modal yang sama yakni ‘iman dan taqwa’. Hanya saja kepada siapa ia beriman dan bertaqwa inilah yang membedakan hasilnya. Jika iman dan taqwanya dikalikan dengan Allah SWT atau disandarkan kepada Allah semata maka hasilnya akan luar biasa dahsyatnya. Sebaliknya jika iman dan taqwa seseorang dikalikan dengan selain Allah maka hasilnya tetap nol. Ingat rumus kehidupan dari Allah SWT ‘laa haula walaa quwwata illa billah’ (tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya kekuatan dari Allah SWT), atau iman dan taqwa tidak akan ada nilainya jika dikalikan selain kepada Allah SWT. Sehingga, dengan demikian tidak ada lagi kata “hidup sangat berat dan tak bisa saya hadapi karena melebihi kesanggupanku”, tetapi “hidup ini begitu mudah karena kekuatan Allah selalu mendampingiku.”

Jika iman dan taqwa kita hanya dikalikan dan disandarkan kepada Allah maka tanamkan dalam hati “laa haula walaa quwwata illa billah’ setelah itu perhatikanlah apa yang akan terjadi dalam hidup kita. [Juna]

MENAJAMKAN PANCA INDRA

Kegagalan terbesar seseorang bukan karena Ia tidak bisa meraih sebuah prestasi, melainkan karena ia gagal memahami fakta kebenaran yang suda...