“Tak ada
pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus
merangkak dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang
dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan
cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat
bersemi di dalam hati para pecinta.”
[Syekh Jalaluddin Rumi]
Sejak mengenalmu, aku hampir
tak pernah ingat diriku. Selalu saja ada dirimu dalam ingatan dalam setiap
waktu. Bahkan mulai bangun tidur sampai tidur kembali, hanyalah engkau di
ingatanku. Aku hilang ingatan karenamu.
Saat pertama kali bangun
tidur, aku ingat apa yang pernah engkau lakukan, yaitu mengusap bekas ngantuk
di wajah. Sebagaimana diceritakan Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘anhu :
“Kemudian ketika
sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun,
kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan
tangannya.” (HR. Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang lainnya).
kemudian ada beberapa sahabatmu yang menceritakan kebiasaanmu yang berdoa ketika hendak tidur dan bangun tidur. Diantaranya Hudzaifah bin al-Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat ini menceritakan doa yang biasa engkau baca.
kemudian ada beberapa sahabatmu yang menceritakan kebiasaanmu yang berdoa ketika hendak tidur dan bangun tidur. Diantaranya Hudzaifah bin al-Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat ini menceritakan doa yang biasa engkau baca.
Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
bangun tidur beliau membaca: Alhamdulillah
alladzi ahyaanaa ba’damaa amaatana wailahinnusyuur. (HR. Bukhari 6312,
Muslim 2711, dan yang lainnya).
Serta beberapa
kebiasaan lain yang biasa engkau lakukan. Aku akan berusaha mengingatnya hingga
aku lupa akan diriku sendiri.
Dalam waktu dua
puluh empat jam engkau memberikan contoh agar kami menemukan keberkahan disetiap
perbuatan dan pekerjaan yang kami lakukan.
Engkau pernah
mengajarkan agar setiap pekerjaan yang dilakukan hendaknya didahului dengan
menyebut nama Allah SWT.
“Setiap perkara penting yang tidak
dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus
berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai
dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam tabaqathnya)
Memulai suatu
ibadah dengan bismillah tentulah mengantarkan kepada niat yang ikhlas
mengharapkan ridha dari Allah SWT, sehingga dalam setiap amal ibadah terdapat
nilai keberkahan yang dapat menjadikan kami menjadi hamba-Nya yang lebih baik.
Aku Tak Punya Pilihan
Syariat islam
yang engkau bawa telah mampu memperbaiki setiap sendi sendi kehidupan manusia.
Banyak orang yang mengibaratkan keadaan manusia sebelum engkau hadir sebagai
zaman kegelapan. Namun ketika engkau hadir, zaman yang sebelumnya gelap gulita
berubah menjadi zaman yang terang benderang.
Adapula yang mengatakan
sebelum kehadiranmu manusia berada dalam zaman jahiliyah (kebodohan), tapi
setelah engkau hadir dengan kemuliaan akhlak yang tak terhingga, zaman itu pun
berubah menjadi zaman yang penuh hikmah yang diselimuti oleh lautan ilmu
Al-Qur’an. Subhanallah.
Aku tak punya
pilihan lain selain mengikuti syariat yang engkau bawa. Sudah terlalu kuyakini
bahwa inilah jalan yang paling benar, dan aku takut mencari jalan yang lain
yang justru akan menjerumuskan aku kedalam kerugian dan kehancuran.
Allah SWT telah
menegaskannya agar aku tidak mencari pilihan selain dari yang telah engkau
pilihkan.
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang
rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Sungguh aku sangat takut menjadi orang yang merugi diakhirat. oleh sebab itu aku akan berusaha terus meniti jalan yang telah engkau tunjukkan, sebagaimana jalan yang telah engkau lewati bersama para sahabatmu dan orang-orang yang telah terlebih dahulu mengikutimu.
Aku sangat
bersyukur dan termasuk orang beruntung karena bisa mengenalmu. Berkesempatan
menjadi salah seorang yang rindu padamu adalah anugerah yang besar buatku.
Hidupku menjadi sangat bermakna dengan selalu mengingat kebiasaanmu. Satu
harapan terbesarku adalah agar aku dan kedua orang tuaku serta seluruh saudara
seimanku yang juga rindu padamu bisa mendapatkan belaian cintamu yang berupa
syafaat di akhirat kelak. Aamiin.. Wallahu a’lam bishshawab
[Juna Edogawa]
# Literasi
jembatan ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar