Sabtu, 04 Juli 2020

AKU HILANG INGATAN KARENAMU


Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para pecinta.”
[Syekh Jalaluddin Rumi]


Sejak mengenalmu, aku hampir tak pernah ingat diriku. Selalu saja ada dirimu dalam ingatan dalam setiap waktu. Bahkan mulai bangun tidur sampai tidur kembali, hanyalah engkau di ingatanku. Aku hilang ingatan karenamu.

Saat pertama kali bangun tidur, aku ingat apa yang pernah engkau lakukan, yaitu mengusap bekas ngantuk di wajah. Sebagaimana diceritakan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu :

“Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun, kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya.” (HR. Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang lainnya).

kemudian ada beberapa sahabatmu yang menceritakan kebiasaanmu yang berdoa ketika hendak tidur dan bangun tidur. Diantaranya Hudzaifah bin al-Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat ini menceritakan doa yang biasa engkau baca.

Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun tidur beliau membaca: Alhamdulillah alladzi ahyaanaa ba’damaa amaatana wailahinnusyuur. (HR. Bukhari 6312, Muslim 2711, dan yang lainnya).

Serta beberapa kebiasaan lain yang biasa engkau lakukan. Aku akan berusaha mengingatnya hingga aku lupa akan diriku sendiri.

Dalam waktu dua puluh empat jam engkau memberikan contoh agar kami menemukan keberkahan disetiap perbuatan dan pekerjaan yang kami lakukan.
Engkau pernah mengajarkan agar setiap pekerjaan yang dilakukan hendaknya didahului dengan menyebut nama Allah SWT.

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam tabaqathnya)

Memulai suatu ibadah dengan bismillah tentulah mengantarkan kepada niat yang ikhlas mengharapkan ridha dari Allah SWT, sehingga dalam setiap amal ibadah terdapat nilai keberkahan yang dapat menjadikan kami menjadi hamba-Nya yang lebih baik.

Aku Tak Punya Pilihan

Syariat islam yang engkau bawa telah mampu memperbaiki setiap sendi sendi kehidupan manusia. Banyak orang yang mengibaratkan keadaan manusia sebelum engkau hadir sebagai zaman kegelapan. Namun ketika engkau hadir, zaman yang sebelumnya gelap gulita berubah menjadi zaman yang terang benderang.

Adapula yang mengatakan sebelum kehadiranmu manusia berada dalam zaman jahiliyah (kebodohan), tapi setelah engkau hadir dengan kemuliaan akhlak yang tak terhingga, zaman itu pun berubah menjadi zaman yang penuh hikmah yang diselimuti oleh lautan ilmu Al-Qur’an. Subhanallah.

Aku tak punya pilihan lain selain mengikuti syariat yang engkau bawa. Sudah terlalu kuyakini bahwa inilah jalan yang paling benar, dan aku takut mencari jalan yang lain yang justru akan menjerumuskan aku kedalam kerugian dan kehancuran.

Allah SWT telah menegaskannya agar aku tidak mencari pilihan selain dari yang telah engkau pilihkan.

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Sungguh aku sangat takut menjadi orang yang merugi diakhirat. oleh sebab itu aku akan berusaha terus meniti jalan yang telah engkau tunjukkan, sebagaimana jalan yang telah engkau lewati bersama para sahabatmu dan orang-orang yang telah  terlebih dahulu mengikutimu.

Aku sangat bersyukur dan termasuk orang beruntung karena bisa mengenalmu. Berkesempatan menjadi salah seorang yang rindu padamu adalah anugerah yang besar buatku. Hidupku menjadi sangat bermakna dengan selalu mengingat kebiasaanmu. Satu harapan terbesarku adalah agar aku dan kedua orang tuaku serta seluruh saudara seimanku yang juga rindu padamu bisa mendapatkan belaian cintamu yang berupa syafaat di akhirat kelak. Aamiin.. Wallahu a’lam bishshawab
[Juna Edogawa]
# Literasi jembatan ilmu

Tidak ada komentar:

MENAJAMKAN PANCA INDRA

Kegagalan terbesar seseorang bukan karena Ia tidak bisa meraih sebuah prestasi, melainkan karena ia gagal memahami fakta kebenaran yang suda...