Sabtu, 04 Juli 2020

SHOLAT = Celaka atau Beruntung ?



“Sampai usia seperti sekarang, sudahkah kita pernah melakukan sholat dengan khusyu’?”.

Pertanyaan ini sangat sederhana kawan, namun untuk menjawabnya kita mungkin masih banyak yang ragu. Jika kita jawab belum, masa ia sampai seusia ini kita belum pernah sekalipun sholat dengan khusyu’. Atau kita jawab ‘pernah’. Tapi kapan yah terakhir kita sholat dengan khusyu’. Atau mungkin kita sudah mampu khusyu’ dalam setiap sholat. Subhanallah, apa anda yakin kawan..?

Sholat adalah ibadah paling pokok dalam Syariat islam. Oleh sebab itu, perhatian kita terhadapnya janganlah dianggap enteng. Apatahlagi ia adalah ibadah yang paling pertama diperiksa oleh Allah SWT saat kita di hisab nanti dikahirat. Sebagaimana yang disampaikan baginda Rasulullah Muhammad saw dalam sebuah hadits :

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Dari hadits di atas kita pahami betapa utamanya ibadah sholat. Sehingga setiap kita umat islam harus benar benar memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Dalam pelaksanaan sholat, tentu kita semua sama sama telah mengetahuinya. Mulai dari gerakannya sampai setiap bacaannya. Pada intinya kita sudah hafal betul setiap gerak dan bacaannya. Namun yang perlu kita bahas pada kesempatan ini adalah ke-khusyu’an’ dalam pelaksanaan sholat. Sebab gerakan sholat yang tepat serta bacaan sholat yang benar belum jaminan kita sudah termasuk sholat dengan khusyu’. Padahal sholat dengan khusyu’ ini adalah esensi dari pada sholat yang kita kerjakan. Dengan kata lain nilai dan inti dari sholat kita terletak pada khusyu’.

Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa orang yang sholat dengan khusyu’ adalah orang yang beruntung.

 “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminun: 1-2)

Orang beriman yang beruntung adalah yang khusyu’ dalam sholatnya. Jika tidak khusyu’, apakah masih termasuk beruntung.?

Bahkan dalam ayat yang lain disebutkan orang yang sholat itu bisa celaka. Betulkah ? perhatikan ayat berikut :

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (Al Ma’un 4-5).

Ibnu Abbas menafsirkan orang yang “lalai dalam sholatnya” adalah orang munafik dan orang yang mengerjakan sholat tidak pada waktunya”. Senada dengan Masruq dan Abud Duha yang berpendapat bahwa ‘lalai dalam sholat’ adalah sholat di luar waktunya.

Adapaun Ata Ibnu Dinar mengatakan bahwa “lalai dalam sholatnya” ialah sholat yang dikerjakan tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya, termasuk di dalamnya tidak khusyu’. Maka pengertian ayat di atas mencakup semuanya.[tafsir ibnu katsir]

Kesimpulannya sudah jelas, bahwa sholat yang tidak khusyu’ bisa celaka. Maka, masihkah kita mau meremehkan kualitas sholat kita.? Jangan sampai selama ini kita sholat hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Naudzubillah..

Teori sholat Khusyu’

Saat kita membaca kitab kitab para ulama yang membahas masalah sholat yang khusyu’, atau mendengar penjelasan para ulama. Maka, kita akan menemukan satu hadits Nabi saw yang sangat masyhur yang artinya “Sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat.” (HR. Bukhari).

Maka ulama pun memberikan beberapa poin penting untuk kita lakukan, yaitu :
1.    Niat,
2.    Gerakan sholat sesuai yang dicontohkan Nabi saw,
3.    Bacaan sholat sesuai yang dicontohkan Nabi saw,
4.    Mengerti setiap bacaan dalam sholat, baik artinya maupun kandungannya.

Untuk poin satu sampai  tiga, rasanya relatif lebih mudah kita lakukan. Namun untuk poin terakhir, tunggu dulu. Nampaknya tidak semua orang bisa. Mengapa ? karena bacaan dalam sholat itu berbahasa Arab. Sedangnya tidak semua orang mengerti bahasa arab. Termasuk kita di indonesia. Jangankan mengerti bahasa arab, membacanya saja kita masih banyak yang keliru. Jadi, bagaimana mungkin kita bisa tahu betul arti dan maknanya. Padahal ia termasuk bagian dari poin penting dari jalan menuju sholat khusyu’ yang di tunjukkan oleh para ulama.

Gangguan Dalam Sholat

Tak bisa dipungkiri, saat kita sholat selalu saja ada hal hal yang terlintas dalam fikiran kita. Bahkan sering sekali pada saat megerjakan sholat kita justru mengingat sesuatu yang sebelumnya kita lupa. Baik berupa barang maupun ide ide yang kita inginkan dalam pekerjaan. Rasanya kita semua pernah merasakannya. Betul tidak, kawan ?

Abu Hurairah RA pun menyampaikan, Rasulullah SAW bersabda bahwa setan memang suka menggoda orang-orang yang shalat. "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, 'Jika salah seorang dari kalian shalat, setan akan datang kepadanya untuk menggoda sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang telah ia kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud syahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam. Setelah itu baru mengucapkan salam'." (HR Bukhari dan Muslim).

Sebagai manusia biasa tentu tak lepas dari godaan syetan. Inilah salah satu sebab utama yang menghalangi kita mencapai sholat khusyu’.

Syetan bukan makhluq yang dhohir (nampak), maka tentu ia tidak akan mengganggu kita secara lahir melainkan secara bathin. Membisikkan apa saja dalam diri kita sehingga kita kehilangan konsentrasi.

Untuk menghadirkan konsentrasi dalam sholat, ulama menunjukkan jalan agar kita benar benar mengerti bacaan yang ada dalam sholat. Sebagaimana dijelaskan di atas. Namun, permasalahnnya adalah jangankan mengerji arti dan maknanya, membacanya saja kita masih banyak salah.

Jika, mengerti bacaan sholat adalah satu syarat untuk mencapai sholat khusu’, sudah barang tentu akan banyak orang tidak beruntung dan celaka karena tidak bisa sholat khusyu disebabkan tidak mengerti bacaan sholat.

Bagi para ulama tentu sangat mudah karena ia mengerti betul syarat dan rukunnya serta makna setiap bacaannya. Termasuk juga orang orang mengerti bahasa Arab. Tapi kan tidak semua bisa mendapatkan kesempatan jadi ulama atau orang yang bisa bahasa Arab. Bagaimana dengan si petani, si nelayan, atau orang orang yang sibuk menghidupi keluarganya sehingga tidak punya kesempatan belajar. Di antara mereka, jangankan artinya. Sekali lagi, jangankan artinya, membacanya saja masih banyak salahnya.

Mungkinkah Ada Jalan Lain

Pada dasarnya, kita semua ingin mencapai sholat yang khusyu’. Dalam usia yang semakin bertambah tentu kita mengharapkan ada peningkatan kualitas ibadah sholat yang kita kerjakan setiap hari. Tetapi, pada saat yang sama kita tidak punya cukup waktu lagi dan kemampuan untuk mempelajari makna setiap bacaan sholat. Terlalu banyak beban hidup dan tanggungan yang membuat kita sulit mengingat apa yang baru kita pelajari. Ibarat kata “belajar di waktu tua bagai mengukir di atas air”.

Tapi, lagi lagi kita juga ingin sholat dengan khusyu’. Kalau jalannya adalah harus mengerti bacaan baru bisa khusyu’, mungkin kita akan berkata “saya tidak beruntung atau bisa celaka, karena tidak bisa khusyu, sebab tidak mengerti bacaan sholat”. Apa boleh buat.

Jangan menyerah kawan. Siapa tau ada jalan lain yang bisa kita tempuh untuk mencapai sholat yang khusyu’. Inilah yang perlu kita cari. Bukan maksud ingin keluar dari arahan para ulama. Karena apa ia, Allah SWT jadikan satu satunya syarat untuk sholat khusyu’ dengan mengerti bacaan. Padahal Allah SWT Maha tahu kemampuan hamba-Nya. Tidak semua kita mengerti atau bisa memahami makna bacaan dalam sholat.

Mari sama sama berusaha. Kita sebagai orang awam. Sebagai petani, sebagai nelayan, sebagai pedagang, sebagai buruh, dan sebagainya, tentu juga bisa punya kesempatan sholat yang khusyu’. Kita bertanya dan mencari orang yang bisa mebimbing kita melaksanakan sholat khusyu’.

Membaca dari buku atau mendengar dari media itu sudah benar. Namun belum cukup untuk bisa kita praktekkan langsung sendiri. Harus ada pembimbing yang kapan waktu bisa ditemui untuk bertanya disaat ada pengalaman bathin yang kita rasakan saat melaksanakan sholat. Sebab pengalaman batin setiap orang itu berbeda beda disaat ia melaksakan ibadah sholat. Mungkin sesuai dengan maqamnya. Ada yang merasa tenang dan tenteram saat sholat. Ada pula yang merasa ringan, semua beban terasa lepas dari dalam dirinya. Bahkan ada yang merasakan kenikmatan yang lebih nikmat dari ia bergaul dengan istrinya. Atau sebaliknya, ia sama sekali tidak merasakan apa-apa. Tidak ada beda sholat atau bukan. Pertanyaannya, dimanaka kita ? Apa yang telah kita rasakan saat sholat ?

 Segera Temukan Jalanmu

Diakhir tulisan ini, saya ingin tegaskan agar kita bersungguh sungguh memperhatikan sholat, serta berusaha mencapai maqam (derajat) sholat yang khusyu’. Caranya adalah dengan berusaha meniti petunjuk jalan para ulama. Usaha inilah yang utama untuk kita lakukan.

Ketika kita sudah berusaha namun ternyata kita sangat sulit sampai pada poin nomor empat ‘mengerti setiap bacaan dalam sholat, baik artinya maupun kandungannya’, maka berusahalah mencari jalan yang lain sesuai kemampuan kita. Carilah segera pembimbing untuk kita mintai arahannya.

Ingatlah, masa aktif usia kita semakin berkurang. Itu artinya sebentar lagi ibadah sholat kita akan diperiksa oleh Allah SWT. Jika kita tidak persiapkan dengan baik maka bisa jadi kita termasuk orang celaka, seperti disebutkan dalam surah Al Ma’un ayat 4-5. Namun, jangan berkecil hati. Kita masih bisa menghirup udara dunia. Artinya kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki kualias sholat kita menjadi lebih baik. Dan tidak mustahil kita termasuk orang yang beruntung, seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Mu’minun ayat 1-2. Insya Allah.

Sebagai pesan penutup, dalam berusaha mencapai derajat sholat khusyu’, jangan kita terjebak pada fikiran ingin mendapatkan karomah. Tetaplah istiqomah menharapkan ridha Allah SWT dalam setiap ibadah. Ini dipesankan oleh Abu Ali ad Daqaq, dalam kalimatnya yang indah :

“ Jadilah engkau sebagai manusia yang mampu beristiqomah, dan jangan sibuk mengharapkan karomah. Dirimu selalu bergerak dalam pencarian karomah, sedangkan Tuhanmu menghendaki engkau tetap dalam istiqomah.”
Wallahu A’lam bishshowab. [Juna Edogawa]

Tidak ada komentar:

MENAJAMKAN PANCA INDRA

Kegagalan terbesar seseorang bukan karena Ia tidak bisa meraih sebuah prestasi, melainkan karena ia gagal memahami fakta kebenaran yang suda...